Senin, 11 Januari 2016

CIDR ( Classless Inter- Domain Routing )

0

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) : sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Disebut juga sebagai supernetting.

CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut terlalu banyak meninggalkan alamat IP yang tidak digunakan seperti alamat IP kelas A secara teori mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, wow jumlah yang sangat besar.
Dalam kenyataannya para pengguna alamat IP kelas A jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu sehingga menyisakan sangat banyak ruang kosong di dalam alamat IP yang telah disediakan.
CIDR dikembangkan sebagai cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk dapat digunakan di mana saja.

Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat permasalahan:
a. Jumlah Subnet,

b. Jumlah Host per Subnet,

c. Blok subnet, dan

d. Alamat Host-Broadcast.

Tidak semua subnet mask bisa digunakan untuk melakukan subnetting. oleh sebab itu sebelum kita praktek penghitungan metode ini,
kita harus tahu dulu SubnetMask berapa sajakah yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting,
subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :

kelas C : /25 sampai /30 (/25, /26, /27, /28, /29, /30)

kelas B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26,/27, /28, /29, /30)

kelas A : /8 sampai /30 (/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)

Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR.

Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID,
metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.

Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
a. untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat    terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0

b. untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0

c. untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0

0 komentar:

Posting Komentar